Fenomena Parasite Single di Jepang

Ditulis oleh: Administrator, 07-04-2018

Parasite single adalah fenomena dimana wanita atau laki-laki yang berusia 20-30tahun yang enggan untuk menikah,tetapi mereka masih tetap tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Umumnya di Jepang ketika seorang anak sudah memutuskan untuk bekerja, maka dia akan meninggalkan rumah orang tuanya dan hidup seorang diri. Namun, dalam kasus parasite single ini, meskipun sudah bekerja, mereka masih tetap tinggal bersama orang tuanya dan bahkan beberapa diantaranya masih meminta uang bulanan kepada orang tuanya.

Fenomena ini tidak hanya terjadi dikalangan orang-orang yang sudah bekerja, akan tetapi banyak juga terjadi dikalangan orang-orang yang tidak bekerja seperti para NEET (Not Education Employment and Training), atau juga freeter (pekerja paruh waktu).

Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap cenderung untuk tetap tinggal dengan orang tuanya, agar mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Apabila dibandingkan dengan mereka yang mempunyai pekerjaan tetap, para NEET dan freeter ini dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya belum tentu terjamin, sehingga kebanyakan dari mereka masih tinggal dengan orang tuanya untuk mensupport kebutuhannya, sehingga mereka tidak perlu bekerja keras. Akibatnya banyak orang yang tidak ingin menikah dengan orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, sehingga membuat para NEET dan freeter kesulitan mencari pasangan. Dengan tidak adanya motivasi untuk bekerja dan sulit mencari pasangan, hal tersebut membuatnya menjadi seorang parasite single.

           

           Faktor penyebab terjadinya parasite single di Jepang:

            A. Faktor Internal

  Faktor internal adalah penyebab yang berasal dari individu itu sendiri, antara lain:

                1. Penundaan usia pernikahan.

Penundaan pernikahan merupakan salah satu penyebab seorang individu akhirnya menjadi parasite single. Karena seharusnya dia menikah pada usia yang seharusnya dia menikah, akibatnya ketika sudah berada pada usia yang tidak muda lagi, maka akan kesulitan mencari pasangan. Alasan mereka menunda pernikahan adalah karena masyarakat Jepang sendiri sudah mulai menerima apabila ada orang yang tidak menikah. Beberapa diantaranya ada yang terlalu fokus pada hobi atau pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk bersosialisasi dengan sekitarnya.

                2. Tidak adanya niatan untuk menikah.

Biaya hidup di Jepang memang tidak murah, sehingga ada beberapa penduduk Jepang yang memutuskan untuk tidak menikah. Selain biaya hidup yang tinggi, biaya pendidikan anak mulai dari kecil hingga dewasa membutuhkan biaya yang sangat besar, hal inilah yang membuat beberapa orang Jepang memutuskan untuk tidak menikah.

              3. Terbiasa bergantung kepada orang tua.

Para orang tua yang terbiasa memberikan apa yang diinginkan oleh anaknya, akan membuat anak tersebut menjadi seorang pemalas dan memiliki ketergantungan hidup yang tinggi kepada orang tuanya. Dia tidak perlu melakukan apapun karena semua kebutuhannya sudah dipenuhioleh orang tuanya.Dia juga akan malas mencari pekerjaan dan juga pasangan. Baginya bergantung kepada orang tua itu adalah hal yang biasa.

             4. Tingginya harapan untuk mendapatkan pasangan ideal.

Dalam memilih pasangan tentunya seseorang ingin mendapatkan pasangan yang sesuai dengan harapannya. Akan tetapi tingginya standar pada pasangan tentu akan membuat seseorang semakin sulit menemukan pasangan yang diinginkan. Seperti menginginkan pasangan yang kaya atau cantik, sedangkan tidak semua orang berpenampilan seperti apa yang diinginkannya.

            B. Faktor Eksternal

  Faktor eksternal disebabkan karena adanya campur tangan atau dipicu oleh orang lain.

                1. Sulitnya mencari pekerjaan.

Jepang beberapa kali mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan pemuda Jepang sulit mencari pekerjaan. Banyaknya perusahaan yang bangkrut membuat semakin sempitnya lapangan pekerjaan, sehingga persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin susah.

               2. Peran orang tua.

Tidak semua parasite single menginginkan untuk tetap tinggal bersama dengan orang tuanya. Peran orang tua terhadap anaknya juga mempengaruhi hal tersebut. Seperti orang tua yang hanya memiliki anak semata wayang, sehingga tidak ingin anaknya jauh dari dirinya. Ada juga orang tua yang bergantung kepada anaknya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Seperti seorang anak yang menjadi tumpuan ekonomi bagi orang tuanya.

              3. Sulitnya mendapatkan pasangan.

Jepang pada masa kini, dipersulit dengan penduduknya yang tidak ingin menikah pada usia muda. Salah satu alasannya adalah karena masih ingin fokus dengan pekerjaan. Banyak penduduk Jepang yang berusia 20-34 tahun yang terus mengejar karir dan tidak adanya pasangan telah menjadi salah satu alasan mereka menjadi seorang parasite single.

Jika tertarik untuk mendaftar sekolah bahasa di Jepang, MIS dapat membantu segala prosedurnya. Silakan hubungi melalui website https://mislanguageschool.com atau datang langsung ke MIS.