春分の日 (Ekuinoks Musim Semi) Simbol Kelahiran Alam Untuk Menyambut Musim Semi

Ditulis oleh: Administrator, 27-03-2020

              Shunbun no Hi atau disebut juga Hari Ekuinoks musim semi merupakan hari libur di Jepang yang jatuh setiap tanggal 20 Maret setiap tahunnya untuk merayakan musim semi yang hangat.  Tradisi ini bermula sejak zaman Meiji (1948) dan berlanjut hingga sekarang. Sama seperti pada saat Hari Ekuinoks musim dingin (Winter Solstice), siang dan malam pada Hari Ekuinoks musim semi memiliki panjang yang sama. Berdasarkan perhitungan astronomi, Hari Ekuinoks musim semi biasanya terjadi sekitar tanggal 17 Maret hingga 22 Maret.

              Menurut kepercayaan agama Buddha, hari di mana siang dan malam memiliki panjang yang sama merupakan sesuatu yang penting bagi orang-orang yang sudah meninggal khususnya jiwa-jiwa yang tersesat di dunia. Pada saat tersebut mereka akan dibantu untuk menyeberangi jembatan antara dunia dan surga. Maka dari itu, orang-orang Jepang akan pergi ke makam leluhur untuk membersihkan dan memberi bunga, agar leluhur mereka dapat pergi ke surga. Terdapat makanan khusus yang disantap pada saat perayaan ini, yakni kue mochi yang dibalur dengan bubuk kacang atau disebut juga ぼたもち (botamochi). Mochi tersebut juga disantap saat Winter Solstice namun Namanya berbeda, yakni おはぎ(ohagi).       

              Kuil-kuil Shinto di penjuru Jepang menggelar sejumlah ritual untuk berterima kasih kepada arwah para leluhur serta berdoa bagi panen yang baik dan keselamatan para petani. Banyak kuil menampilkan pertunjukan tradisional, seperti panggung boneka joruri, yang didedikasikan kepada sang dewa.

              Orang Jepang menjalani periode higan selama tujuh hari, termasuk tiga hari sebelum dan sesudah hari Ekuinoks. Mereka mengunjungi makam para leluhur, membersihkannya, menaruh bunga dan hio, serta berdoa bagi arwah mereka yang telah meninggal. Di kuil-kuil Buddha, para biksu merapalkan sutra guna menghormati arwah para leluhur. Higan jenis yang sama juga dijalankan pada periode termasuk pada hari Ekuinoks Musim Gugur.

              Setelah Ekuinoks Musim Semi, hari-hari menjadi lebih lama dan udaranya menjadi semakin hangat. Pucuk daun muda bermunculan dan hewan-hewan menjadi aktif. Orang-orang di kawasan bersalju menandai hari itu sebagai waktu untuk membuka kembali pasar-pasar di pagi hari, atau untuk melanjutkan pekerjaan menarik becak bagi turis. Pemandangan alam dan kota dengan cepat dipenuhi dinamisme dan warna-warna pada musim ini.

Untuk Informasi mengenai sekolah, beasiswa, bekerja, dan wisata ke Jepang dapat menghubungi kami melalui website https://mislanguageschool.co.id/

Sumber               : http://student-activity.binus.ac.id/himja/2017/03/mengenal-shunbun-no-hi-%E3%83%BB%E6%98%A5%E5%88%86%E3%81%AE%E6%97%A5%E3%83%BB/

Sumber Gambar :  https://www.artforia.com/shunbun-no-hi-sebuah-festival-mengunjungi-makam-leluhur/