Tourou merupakan lampion tradisional yang di dalamnya terdapat lilin. Tourou Nagashi merupakan kegiatan menghanyutkan tourou ke dalam sungai yang mengalir menuju laut. Kegiatan ini biasa dilaksanakan pada masa obon sekitar bulan Juli dan Agustus.

      Selama obon, dipercayai bahwa arwah para leluhur akan kembali ke rumah mereka dalam waktu yang singkat. Mukaebi atau ‘api sambutan’ dinyalakan sehingga para leluhur dapat menemukan jalan pulang dengan mudah. Masyarakat Jepang berbagi cerita pada para leluhur mereka mengenai kejadian apa saja yang terjadi pada mereka selama tahun itu dengan cara mengunjungi kuburan mereka dan meninggalkan persembahan makanan di sana.

      Kegiatan Tourou Nagashi secara resmi dimulai pada saat para leluhur mulai kembali ke dunia roh. Seluruh anggota keluarga berkumpul untuk membimbing roh-roh menuju laut dengan menggunakan lampion (tourou) yang dihanyutkan ke sungai yang mengarah ke laut. Dalam kepercayaan Jepang, semua manusia berasal dari air, sehingga lampion yang dihanyutkan ke sungai ini mewakili kembalinya para roh ke tempat asalnya.

      Kegiatan Tourou Nagashi ini dapat disaksikan melalui berbagai festival yang ada di seluruh penjuru Jepang. Salah satu yang paling terkenal berada di Tokyo, yaitu pada Festival Asakusa yang dilaksanakan di Sungai Sumida. Selain melihat lampion yang perlahan bergerak menuju arah laut, para turis juga bisa berpartisipasi dengan membawa lampion sendiri atau membeli lampion yang sudah jadi di sekitar area festival. Biasanya disediakan juga beberapa meja yang dapat digunakan untuk menghias lampion dengan gambar ataupun tulisan harapan.

Sumber.      : https://theculturetrip.com/asia/japan/articles/the-history-of-toro-nagashi-japans-glowing-lantern-festival/

Sumber foto: https://theculturetrip.com/asia/japan/articles/the-history-of-toro-nagashi-japans-glowing-lantern-festival/