Jepang adalah tempat di mana terdapat banyak kuil-kuil. Kuil di Jepang umumnya terbagi menjadi dua jenis, kuil Buddha atau biasa disebut otera dan kuil Shinto atau biasa disebut Jinja. Lantas bagaimanakah cara membedakan kuil mana yang otera dan mana yang jinja?

        Dari segi nama kuil, Jinja (神社) adalah kosakata bahasa Jepang untuk kuil Shinto. Sehingga kuil yang bernama Yasaka-jinja secara harfiah berarti kuil Shinto Yasaka. Taisha (大社) dalam nama kuil Fushimi Inari Taisha memiliki arti “kuil Shinto yang besar”. Kata Jingu (神宮) juga digunakan oleh kuil Shinto, contohnya adalah Meiji-jingu.

Jinja (神社)

        Sedangkan, otera (お寺) adalah kosakata untuk menyebutkan kuil Buddha. Terkadang pengucapan untuk tera di akhir kalimat berubah menjadi dera seperti dalam nama kuil Kiyomizu-dera. Di nama kuil lainnya, berubah menjadi ji seperti kuil Kinkaku-ji. Selain itu, kata in (院) juga mengindikasikan kuil Buddha seperti dalam nama kuil Byodo-in.

        Dari segi pintu masuk, di kuil Shinto biasanya gerbang masuknya berupa torii (鳥居) yang biasanya berwarna merah di jalan masuk kuil. Sedangkan di kuil Buddha, salah satu gerbang masuknya disebut sanmon (三門). Kata san bisa ditulis dengan kanji gunung (山) ataupun kanji angka tiga (三) tergantung dari masing-masing kuil.

        Dari segi penjaga kuil, patung Komainu (狛犬) sejenis anjing-singa yang biasanya ditemukan di bagian depan kuil Shinto. Tugas dari hewan penjaga mistis ini adalah untuk mengusir iblis. Sedangkan di kuil Buddha, biasa ditemukan Nio (仁王), makhluk yang memiliki wajah menyeramkan di setiap sisi gerbang, untuk mengusir lawan yang tak bisa dipercaya.

Sumber:

https://digjapan.travel/en/blog/id=11058

Sumber gambar:

https://imgsv.nikon-image.com/enjoy/life/familyphoto/img/technique12/pic_03_l.jpg

https://zh-tw.skyticket.com/guide/wp-content/uploads/2019/12/iStock-515824638-e1576823566210.jpg