Yonekawa Mizukaburi Festival

Ditulis oleh: Administrator, 13-01-2022

            Sebuah desa kecil di Kota Tome, Yonekawa, Itsukamachi, memiliki tradisi lama yang dipelihara dengan baik selama bertahun-tahun. Diramaikan oleh semangat masyarakat pedesaan, mistis sekaligus menyenangkan, Yonekawa Mizukaburi. Desa ini dikelilingi persawahan dan tidak mengalami banyak perubahan dalam lima puluh tahun terakhir. Keluarga disini hidup bersama menjadi satu keluarga besar dan tidak memiliki kebiasaan mengunci pintu. Satu hal yang mereka takuti adalah kebakaran. Hal yang wajar bagi orang Jepang karena arsitektur bangunannya terbuat dari kayu. Meskipun petugas pemadam kebakaran sudah cukup tanggap dalam menangani masalah tersebut, masyarakat percaya bahwa dewa-lah yang telah melindungi mereka. Yonekawa Mizukaburi adalah cara untuk mendapat kekuatan perlindungan dari dewa.

            Di tengah-tengah Itsukamachi, terdapat rumah dari keluarga Sugawara yang disebut Yado (penginapan). Dari sini rangkaian festival dimulai. Pagi hari, pada hari kuda pertama bulan Februari, para pria berkumpul di Yado untuk menyiapkan kostum khas yang terbuat dari jerami untuk para utusan dewa yang akan berdoa atas keselamatan Yonekawa. Hanya penduduk setempat yang dapat berpartisipasi dalam festival ini.

            Sebelum mengenakan kostum, para pria membubuhkan jelaga pada wajah mereka. Alhasil, mereka terlihat seperti jerami yang menjadi hidup. Rombongan akan dipimpin oleh Hyottoko (Hi-Otoko, manusia api) dan Okame (istrinya). Hyottoko mengenakan jubah biksu Buddha dan Okame membawa tonggak, keduanya memakai topeng. Bersama mereka berangkat menuju Kuil Daijiji.

            Sebelum festival dimulai, anak-anak dari sekolah terdekat menampilkan shishi-odori (barongsai). Kemudian dipimpin pendeta Buddha untuk berdoa, rombongan berjalan menuju Kuil Akiba-Daigongen yang mengabadikan pelindung dari api. Selesai berdoa, rombongan berjalan ke arah kota. Para pria yang memakai kostum jerami bergerak di sekitar Itsukamachi, berhenti di setiap rumah dan memercikkan air dari ember ke rumah-rumah dan kerumunan orang. Orang sekitar akan berusaha mengambil sepotong jerami dari kostum yang akan menjadi jimat dan disimpan di atap rumah. Rangkaian festival berakhir di dua kuil, Kuil Hachiman dan Kuil Wakakusa. Disini para pria jerami melepas kostumnya dan kedinginan dikarenakan festival dilaksanakan pada musim dingin.

Untuk Informasi mengenai sekolah, beasiswa, bekerja, dan wisata ke Jepang dapat menghubungi kami melalui website https://mislanguageschool.co.id/

Sumber artikel:

https://www.sendaimotions.com/blog/yonekawa-mizukaburi

Sumber gambar:

https://bakke.jp/wp-content/uploads/2017/10/Activities_Mizukaburi_Feature.jpg