Pada awal periode Musim Semi dan Musim Gugur (770-476 BC) di mana orang-orang Tiongkok menambang dan melebur biji besi dan tembaga, mereka secara kebetulan menemukan material magnetik alami yang dapat menarik besi dan mengarah ke utara. Di masa periode negara-negara berperang (206 BC-23 AD) setelah pengembangan secara terus-menerus kompas bundar pun tercipta.  Disebut-sebut sebagai “Penunjuk Selatan”, kompas berbentuk sendok yang terbuat dari batu magnet dan pelatnya yang terbuat dari perunggu, pusat lingkaran melambangkan Surga, dan pelat persegi melambangkan Bumi. Bagian pegangan sendok menunjuk ke arah selatan.  Sendok adalah representasi simbolis dari Rasi Bintang Biduk (Ursa Mayor-Great Bear). Pada bagian pelat bertuliskan karakter Tiongkok yang menunjukkan delapan arah mata angin. Jenis kompas ini telah diuji secara ilmiah dan terbukti bekerja dengan baik.

            Pada masa Dinasti Tang (618-907) dan awal Dinasti Song Utara (960-1127), para sarjana Tiongkok menemukan cara untuk membuat jarum besi menjadi magnet, dengan menggosoknya dengan material magnetik, dan kemudian dicelupkan ke dalam air. Mereka juga mengamati bahwa jarum didinginkan dari panas dan ditahan di orientasi Utara-Selatan 'the earth's axis' akan menjadi magnet.  Kompas jarum yang lebih halus ini kemudian dapat diapungkan di air, ditempatkan pada poros runcing atau digantungkan pada benang sutra. Akibatnya, kompas jauh lebih berguna untuk tujuan navigasi karena jauh lebih portabel.

            Pada masa Dinasti Song (960-1279) banyak kapal dagang dapat berlayar sejauh Saudi Arabia tanpa tersesat. Kompas diperkenalkan kepada Peradaban Arab dan Eropa selama masa Dinasti Song Utara. Tersebarnya kompas menuju Eropa membuka samudra bagi dunia untuk berpergian dan menuntun pada penemuan dunia baru.

Sumber artikel:

https://zhidao.baidu.com/question/325785751.html

Sumber gambar:

https://id.pinterest.com/pin/334955291037762085/