Bayangkan naik taksi tanpa roda, tanpa sopir, dan langsung melayang di udara seperti di film fiksi ilmiah. Kini, bayangan itu telah menjadi kenyataan di Cina. Pada Maret 2025, otoritas penerbangan Cina secara resmi memberikan lisensi pertama untuk drone penumpang otonom alias taksi terbang tanpa pilot.

     Dua perusahaan pionir, EHang dan Hey Airlines, menjadi yang pertama mendapat izin beroperasi. Langkah ini menandai babak baru dalam dunia transportasi perkotaan, sekaligus menjadikan Cina negara terdepan dalam revolusi urban air mobility.

     Pada tahap awal, layanan taksi terbang ini belum digunakan untuk transportasi harian, melainkan difokuskan pada wisata udara singkat di beberapa kota besar:

• Rute Perdana di Guangzhou dan Hefei

  Penumpang akan diajak berkeliling dengan jalur pendek untuk menikmati pemandangan kota dari udara.

• Tiket Bisa Dibeli Seperti Tur Helikopter ????

  Tiket akan dijual melalui aplikasi resmi perusahaan (misalnya aplikasi EHang), agen wisata lokal, atau platform pariwisata kota. Sistemnya mirip seperti memesan tur helikopter, hanya saja kali ini tanpa pilot!

• Integrasi dengan Layanan Ride-Hailing ????

  Dalam jangka panjang, targetnya adalah mengintegrasikan taksi terbang dengan aplikasi transportasi daring populer seperti Didi. Namun, rencana ini diperkirakan baru akan terwujud sekitar tahun 2030, seiring perkembangan infrastruktur dan regulasi.

     Dengan izin resmi ini, Cina menjadi salah satu negara pertama di dunia yang benar-benar menghadirkan taksi terbang ke masyarakat. Ke depannya, teknologi ini berpotensi mengurangi kemacetan, mempercepat perjalanan, dan tentu saja menghadirkan pengalaman baru dalam mobilitas perkotaan.

 Source:

https://www.economist.com/cdn-cgi/image/width=1424,quality=80,format=auto/content-assets/images/20231028_STP504.jpg